Benarkah Pasar Tradisional di Stabat lebih ramai ketika bulan Ramadan? Mari kita lihat faktanya!

 

Foto: suasana pasar di Kota Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara saat bulan Ramadan

STABAT, BAKSYA.COM - Bulan Ramadan, merupakan momen paling dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Stabat. Bulan suci ini menandai periode di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa dari fajar hingga terbenamnya matahari, sebagai salah satu dari lima rukun Islam yang penting.

Atmosfer yang tercipta selama bulan Ramadan di Stabat sangatlah khas. Masjid-masjid menjadi pusat kegiatan, dipenuhi dengan umat yang memperbanyak ibadah, termasuk shalat tarawih dan kajian agama. Di sekitar masjid, terdapat kesibukan takjil di sore hari, di mana masyarakat membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.

Namun, tidak hanya di lingkungan masjid, kehidupan sehari-hari di Stabat juga sangat dipengaruhi oleh bulan Ramadan. Pasar-pasar tradisional menjadi pusat perhatian, ramai dan sibuk melebihi hari-hari biasa. Pedagang-pedagang bersemangat menawarkan berbagai jenis makanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari, sementara pembeli berkeliling mencari yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Salah satu hal yang mencolok selama bulan Ramadan adalah perubahan harga bumbu dapur yang naik secara signifikan. Fenomena ini, meskipun sudah menjadi hal yang biasa saat menjelang Hari Raya, tetap mempengaruhi ekonomi rumah tangga masyarakat. Namun, meskipun mengalami kenaikan harga, tingkat konsumsi masyarakat tetap tinggi, karena kebutuhan akan bahan makanan tetap harus dipenuhi untuk menjaga energi selama menjalankan ibadah puasa.

Pedagang lokal mencatat bahwa buah-buahan, daging, ikan, sayuran, dan pakaian menjadi produk yang paling diminati selama bulan Ramadan. Banyak pasar memperpanjang jam operasional mereka, membuka lebih awal untuk memfasilitasi pembelian sahur, dan menutup lebih malam untuk kebutuhan belanja setelah berbuka puasa, sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah dan aktivitas sehari-hari mereka.

Selain kebutuhan dapur, masyarakat juga berbondong-bondong mengunjungi pasar untuk membeli pakaian baru untuk Hari Raya. Antusiasme masyarakat terlihat sejak siang hingga menjelang magrib, saat mereka mendatangi berbagai stan pakaian dan pernak-pernik lainnya, menjadikan pasar sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya yang paling diminati oleh masyarakat.

Bulan Ramadan di Stabat tidak hanya berfokus pada waktu ibadah saja, tetapi juga momentum untuk meningkatkan solidaritas sosial, kebersamaan, dan semangat berbagi di antara masyarakat. Dalam suasana yang penuh keberkahan ini, semangat berbagi dan tolong-menolong menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh seluruh umat, menciptakan kehangatan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Lebih baru Lebih lama