SUMATERA BARAT, BAKSYA.COM-Banyak hal yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat, khususnya umat muslim dalam menyambut Ramadan. Seperti halnya aktivitas mandoa atau berdoa. Ini suatu kebiasaan bagi Masyarakat terutama umat muslim. Banyak tradisi masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan suci ramadan. Ada tradisi Balimau yang bisa dimaknai sebagai upaya untuk menyucikan diri. Selain Balimau, ada pula tradisi Malamang. Malamang merupakan proses membuat lemang. Lamang tak lagi akrab dengan generasi muda, namun tradisi itu masih eksis di masyarakat. Warga akan kurang sempurna dalam menyambut Ramadan kalau tak malamang.
Selain tradisi di atas, ada pula tradisi Mandoa. Jelang memasuki Ramadan, tidak sedikit masyarakat melakukan aktivitas yang sudah menjadi tradisi secara turun termurun.Tradisi Mandoa merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Islam dengan praktik atau tradisi yang sudah ada sebelum masuknya Islam di Minangkabau. Di sini terlihat kepercayaan masyarakat Minangkabau yang melakukan ritual bagal pada hari-hari tertentu yaitu hari ketiga, ketujuh, keempat belas, keempat puluh dan seratus yang serupa dengan ajaran agama Hindu. Meski banyak perdebatan ilmiah mengenai ritual masa kini, kenyataannya tradisi tersebut tetap bertahan dan terkadang berubah dan menghilang seiring membanjirnya ide-ide baru.
Di wilayah Solok Selatan, Sumatera Barat, sebelum datang nya bulan ramadhan warga menggelar tradisi mandoa untuk mengucap syukur untuk menyambut datang nya bulan ramadhan. Mendoa mirip dengan kenduri, bentuk rasa syukur masyarakat setelah sebulan berpuasa. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga sebagai ajang menjalin silaturahmi antar sesama, serta saling bermaaf-maafan untuk membersihkan hati dan pikiran dalam menyambut bulan puasa. ”Sucikan hati dan pikiran kita dari hal tidak baik, karena ini salah satu persiapan yang harus dilakukan jelang Ramadan. Tidak hanya di bulan tertentu, tapi menjadi kebiasaan setiap waktu,"
Mandoa dilaksanakan sehari sebelum datangnya bulan ramdahan. Biasanya dilakukan di masjid-masjid terdekat di sekitaran kampung. Aktivitas ini biasanya dilaksanakan malam hari, dengan menghadirkan seorang ustaz untuk memimpin doa, serta penampilan pidato adat sebagai pembuka antara sapangka (tuan rumah) dengan pihak tamu.dan di sediakan juga makanan makanan yang di peruntukan untuk para warga yang ikut mandoa.mandoa sudah menjadi tradisi terus menerus bagi masyarakat minang, jika tidak melakukan mandoa mereka akan merasa bahwa puasa mereka tidak sah selama satu bulan.